POLITIK |
||
|
Ideologi dalam berbagai perspektif Oleh : Joko Subando |
|
ARTIKEL |
||
|
||
Dalam pandangan kaum sosialis-komunis, kehidupan berawal dari sebuah materi, darimateri tersebut muncullah berbagai macam makhluk, ada yang dapat meloncat-loncat dan ada pula yang hanya sekedar merayap. Kemudian makhluk tersebut berkembang dan berevolusi, yang dapat meloncat akhirnya menjadi burung dan segala hewan yang dapat terbang, yang hanya merayap menjadi manusia dan hewan melata. Semenatar karena seleksi alam mereka yang tidak dapat bersaing akhirnya mati, jadilah tanah, bumi dan darinya menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Tidak ada satu dzat pun sebelum materi, sehingga kaum sosialis mengingkari adanya pencipta. Mereka mengingkari aspek keruhanian dalam segala aspekkehidupan, bahkan mereka beranggapan agama adalah candu dalam masyarakat, berbahaya dan harus dimusnahkan. Akibatnya mereka tidak kenal dosa dan pahala, tidak kenal halal dan haram. Sehingga dalam bekerja dan berusaha yang penting mendatangkan materi yang banyak. Lain sosialis, lain pula kapitalis. Kaum kapitalis meyakini adanya dzat pencipta. Namun alan dan kehidupan diciptakan oleh sang pencipta seperti layaknya manusia membuat jam dinding. Setelah jam terbentuk dibiarkan jarum jam berjalan sendiri. Kaum kapitalis memisahkan antara kehidupan bernegara dengan kehidupan beragama. Aturan agama hanya dipakai manakala beribadah di tempat-tempat ibadah, sementara dalam kehidupan bermasyarakat ataupun bernegara agama dijauhkan. Mereka kenal dengan dosa dan pahala, kenal dengan halal dan haram namun hanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan ibadah. Sementara dalam urusan bermasyarakat, misalnya interaksi perdagangan, politik, hukum dan lain sebagainya mereka menanggalkan agamanya alias mencampakkan aturan halal dan haram, dosa dan pahala. Lalu, bagaimana dengan ideologi islam? Islam merupakan ideologi yang khas. Adanya sang pencipta dan pengatur alam semesta diyakini dalam setiap jiwa insan yang menganutnya. Dalam pandangan Islam dzat pencipta bukan hanya sekedar mencipta kemudianmembiarkan umat manusia berjalan bebas di muka bumi, namun manusia diatur langkah gerak kehiudpannya, baik ketika beribadahmaupun ketika berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Halal haram, dosa dan pahala dikenal bukan hanya ketika di tempat ibadah, namun ditengah masyarakat pun hal tersebut sering dihadapi dan menjadi kendali umat. Islam tidak mengenal pemisahan antara kehidupan bernegara dan kehidupan beragama. Dalam berpolitik setiap umat yang mengaku umat islam harus menerapkan asas politik Islam demikian pula dalam menjalankan roda perekonomian, penegakkan hukum dan beberapa aspek lainnya.
|
||
Copyright © 2005 All right reserved. Joko
Subando |