|
-
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan masyarakat modern, matematika dipandang sebagai ilmu
pengetahuan masa kini yang meliputi pengetahuan tentang berhitung dan
ilmu ukur ruang. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pemikiran cara
berpikir yang logis, rasional, dan eksak agar dapat menyelesaikan
berbagai masalah. Untuk dapat mempelajari dan menguasai matematika
dituntut suatu ketelitian dalam pemecahannya agar mendapatkan hasil
yang tepat dan arahnya jelas yaitu sesuai dengan penalaran yang benar.
Bagi
sebagian murid sekolah, terutama siswa sekolah dasar (SD), mengeluhkan
soal pelajaran matematika. Mereka menganggap matematika sebagai
pelajaran sulit. Terlebih lagi bila mereka mendapat nilai di bawah
rata-rata. Yang punya niat akan lebih tekun mempelajari, kembali
hilang semangat.
Celakanya,
kalau keadaan ini terus berlanjut hingga ke jenjang pendidikan
berikutnya. Maka, sepanjang masa pendidikan mereka menganggap
matematika menjadi pelajaran paling menyeramkan.
Padahal,
matematika sebenarnya pelajaran mengasyikkan. Apalagi, untuk murid SD.
Pada tingkat pendidikan dasar ini pelajaran matematika masih berkenaan
dengan berhitung, yang merupakan bagian dari matematika, yakni operasi
tambah, kurang, kali, dan bagi. Nah, bagaimana mengembangkan minat
siswa pada pelajaran matematika?
-
Pengembangkan
minat siswa terhadap matematika Oleh Para Orang Tua
Pada
masyarakat umum, seringkali prestasi anak pada pelajaran matematika
dijadikan patokan kecerdasan. Orangtua akan merasa cemas apabila anaknya
kurang berprestasi dan tidak memperoleh nilai matematika yang memuaskan.
Untuk mengatasinya, orangtua dapat berperan dalam mengembangkan minat
anak pada matematika sejak dini, agar pada masa yang akan datang minat
tersebut dapat berkembang sesuai dengan perkembangan anak. Anak sebelum
memasuki lembaga pendidikan/sekolah membutuhkan waktu yang banyak untuk
bermain-main dengan segala sesuatu yang ada di dalam dan di luar rumah
sesuai dengan perkembangannya. Penerapan permainan dalam kehidupan
sehari-hari seorang anak mengandung konsep-konsep matematika.
-
Nama
bilangan
Nama bilangan dapat diperkenalkan kepada anak sejak masa bayinya,
yaitu sambil mengenakan pakaiannya, dengan berkata, angkat tangannya
dulu, dengan aba-aba sa….tu, du…..a, ti……ga, dan seterusnya.
-
Lambang
Bilangan
Lambang bilangan dapat diperkenalkan kepada anak dengan terpusat
pada angka 1, 2, dan 3. Diawali dengan menunjukkan angka untuk
jumlah tertentu. Biasanya anak akan sangat menyukainya. Kemudian
dilanjutkan dengan menunjukkan beberapa lambang bilangan yang ada
pada misalnya nomor rumah, tombol saluran televisi, jam, telepon,
kalender, nomor mobil dan lain sebagainya.
-
Menulis
Bilangan
Menulis bilangan dapat diperkenalkan kepada anak dengan cara
menuliskannya dengan jari di tanah, di pasir pantai, di kaca yang
berembun atau di kertas kosong yang cukup lebarnya dengan alat bantu
pensil yang tebal. Mula-mula anak perlu bimbingan dalam menggerakkan
tangannya sampai ia dapat melakukannya sendiri.
-
Konsep
Ruang
Konsep letak dalam ruang sudah lebih mantap, pada anak usia tiga
tahun. Oleh karena itu konsep ruang (spatial ability) ini dapat
diperkenalkan kepada anak dengan cara memberikan kesempatan
kepadanya untuk bergerak dan bereksplorasi di dalam suatu ruangan
agar dengan cara-cara yang menyenangkan seperti memanjat pohon,
berlari, bermain ayunan, meluncur, berguling.
Konsep ruang ini penting terutama untuk prinsip-prinsip geometri,
letak matematis suatu angka (bahwa angka 5 terletak diantara 4 dan
6) dan dalam membaca (karena membedakan bentuk pola sekelompok huruf
dengan cepat untuk menangkapnya sebagai kata).
-
Konsep
Satuan Ukuran
Pengukuran sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sehingga
ada banyak kata yang digunakan untuk membandingkan sesuatu. Beberapa
kata yang sangat berguna adalah besar, lebih besar, dan terbesar.
-
Konsep
Waktu
Konsep waktu dapat diperkenalkan kepada anak dengan cara
menghubungkan kegiatannya sehari-hari dengan jam atau memasang
kalender harian dengan gambar yang disukainya di dalam kamarnya
sendiri. Dengan demikian ia akan mengenali konsep konvensional yang
menemaninya setiap hari dalam kehidupan
-
Perbanyak
Latihan
Semakin sering latihan dilakukan kepada anak maka akan semakin baik.
Anak-anak perlu melihat bagaimana orang lain menghitung, lalu
mengikutinya dengan sendiri. Menggunakan jari-jari sebagai alat
bantu dalam latihan menghitung merupakan salah satu cara untuk
membuat lancar dalam matematika.
Sementara
itu untuk menunjang aktifitas anak, orang tua dapat mempersiapkan
hal-hal sebagai berikut
-
Melengkapi
daftar bacaan mengenai matematika
Orangtua hendaknya melengkapi daftar bacaan tentang matematika yang
disusun oleh para ahli yang diterbitkan khusus untuk orangtua.
-
Menyediakan
buku-buku mengenai matematika
Orangtua hendaknya menyediakan buku-buku tentang matematika dengan
gambar yang menarik. Tentunya dalam buku-buku yang berisi
gambar-gambar tersebut secara eksplisit harus ada konsep-konsep,
fakta-fakta, cerita-cerita, dan pengertian dasar matematika.
-
Menyiapkan
alat peraga mengenai matematika
Orangtua hendaknya menyiapkan alat peraga tentang matematika dengan
bentuk, warna, dan penyajian yang menarik, seperti benda-benda yang
dekat dengan lingkungannya, yaitu kancing, kelereng, bola, potongan
balok-balok, lingkaran, empat persegi, serta bentuk-bentuk geometris
lainnya. Tentunya pada alat peraga ini melekat konsep-konsep,
fakta-fakta, cerita-cerita dan pengertian dasar matematika, karena
fungsi alat peraga ini untuk lebih mempermudah penyampaian materi
pelajaran pada anak.
-
Pengembangan
minat siswa terhadap matematika oleh Guru
Guru
mempunyai peran yang tidak kalah besarnya dalam penembangan minat siswa
terhadap matematika. Gaya, metode dan teknik guru dalam mengajar
mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menarik minat siswa
terhadap matematika.
Metode
persepsi merupakan metode yang terbaik dalam memperkenalkan siswa pada
konsep-konsep dasar matematika. Metode persepsi yaitu gagasan matematika
diberikan dengan cara memberikan permainan yang disukai anak yang
dipakai untuk belajar sambil bermain-main. Misal dengan bantuan alat
seperti uang logam, kancing pakaian, permen, kue, potongan balok-balokan
kayu, dan lain sebagainya. Contohnya mengumpulkan berbagai jenis uang
logam yang berukuran besar, kemudian membandingkan mana yang lebih besar
dan seterusnya mengurutkan dari yang kecil ke yang besar atau
sebaliknya. Kegiatan dalam bentuk melaksanakan rencana, menyortir,
memadankan (memasangkan), membandingkan, atau meletakkan sesuatu pada
tempatnya adalah sangat penting bagi pengajaran awal.
Mungkin
para guru perlu menengok sebentar model permainan matematika yang
diperkenal beberapa ahli matematika terkenal, misalnya metode I-Maths.
Di Indonesia Metode I-Maths atau Intelijensia Matematika
ditawarkan oleh Universal Megabrain Center pimpinan Iwan Sugiarto.
Dengan semboyan "young children creative mathematics",
lembaga ini menjamin anak-anak berumur 3-6 tahun pintar matematika
sekaligus menjadi kreatif.
Metode
I-Maths dikenal telah sukses melahirkan anak-anak cerdas dan kreatif
sejak dikembangkan di Taiwan, 15 tahun silam oleh seorang ahli
matematika, Profesor Lin Kui Yong. Kurikulum ini dijamin tak akan
membuat para bocah merengek minta pulang karena memakai alat-alat bantu
berupa mainan-mainan berbagai macam bentuk beragam warna. Intinya,
I-Maths melatih anak-anak mampu berpikir kreatif melalui matematika
dengan cara yang menyenangkan.
Pengembangan
Minat Siswa terhadap Matematika oleh Pemerhati Pendidikan
Mengetahui
kesenangan siswa akan sedikit membantu dalam menyelesaiakn benang kusut
berkaitan dengan rendahnya minat siswa terhadap matematika. Buku cerita
seperti komik merupakan salah satu buku yang menarik bagi siswa. Para
pemerhati pendidikan mestinya melirik media ini. Penciptaan buku komik
dengan membawa konsep konsep yang ada dalam matematika selain menarik
minat siswa juga lebih mendekatkan mereka pada matematika sesunggunya.
Inilah
yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pemerhati pendidikan. Sebab
sampai saat inimasih minim-kalau tidak mau dikatakan tidak ada-buku
komik matematika.
Kesimpulan
Dari
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Untuk mengembangkan minat siswa
terhadap matematika maka
-
Para
orang tua perlu membiasakan dan mendekatkan anak mereka pada
matematika yang sesungguhnya, yakni lewat pengalaman hidup
sehari-hari
-
Para
guru perlu mengembangkan model pembelajaran matematika dalam bentuk
permainan-permainan.
-
Para
pemerhati pendidikan perlu menerbitkan buku komik bermutu yang
menggunakan konsep matematika
Daftar
Pustaka
Agung,
I Gede & Saptono, 2002, Anglingsari, Matematika
Sulit, Tak Mesti Harus Les,
Rizki
Takriyanti, Dra.2002 Pengembangan Anak Pada matematika,
Kompas 24 Apr 2002
www.
Liputan 6.com. 2003. Metode I-Maths Efektif Bagi Anak,
Liputan 6 28 Juni 2003
|