PENDIDIKAN

 

 

HOME

Pengembangan Minat Siswa Terhadap Matematika

Oleh : Joko Subando, S.Si*

 

ARTIKEL

  • Perkembangan minat siswa terhadap matematika
 
  1. PENDAHULUAN

    Dalam kehidupan masyarakat modern, matematika dipandang sebagai ilmu pengetahuan masa kini yang meliputi pengetahuan tentang berhitung dan ilmu ukur ruang. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pemikiran cara berpikir yang logis, rasional, dan eksak agar dapat menyelesaikan berbagai masalah. Untuk dapat mempelajari dan menguasai matematika dituntut suatu ketelitian dalam pemecahannya agar mendapatkan hasil yang tepat dan arahnya jelas yaitu sesuai dengan penalaran yang benar.

    Bagi sebagian murid sekolah, terutama siswa sekolah dasar (SD), mengeluhkan soal pelajaran matematika. Mereka menganggap matematika sebagai pelajaran sulit. Terlebih lagi bila mereka mendapat nilai di bawah rata-rata. Yang punya niat akan lebih tekun mempelajari, kembali hilang semangat.

    Celakanya, kalau keadaan ini terus berlanjut hingga ke jenjang pendidikan berikutnya. Maka, sepanjang masa pendidikan mereka menganggap matematika menjadi pelajaran paling menyeramkan.

    Padahal, matematika sebenarnya pelajaran mengasyikkan. Apalagi, untuk murid SD. Pada tingkat pendidikan dasar ini pelajaran matematika masih berkenaan dengan berhitung, yang merupakan bagian dari matematika, yakni operasi tambah, kurang, kali, dan bagi. Nah, bagaimana mengembangkan minat siswa pada pelajaran matematika?

     

  2. Pengembangkan minat siswa terhadap matematika Oleh Para Orang Tua

Pada masyarakat umum, seringkali prestasi anak pada pelajaran matematika dijadikan patokan kecerdasan. Orangtua akan merasa cemas apabila anaknya kurang berprestasi dan tidak memperoleh nilai matematika yang memuaskan. Untuk mengatasinya, orangtua dapat berperan dalam mengembangkan minat anak pada matematika sejak dini, agar pada masa yang akan datang minat tersebut dapat berkembang sesuai dengan perkembangan anak. Anak sebelum memasuki lembaga pendidikan/sekolah membutuhkan waktu yang banyak untuk bermain-main dengan segala sesuatu yang ada di dalam dan di luar rumah sesuai dengan perkembangannya. Penerapan permainan dalam kehidupan sehari-hari seorang anak mengandung konsep-konsep matematika.

  • Nama bilangan
    Nama bilangan dapat diperkenalkan kepada anak sejak masa bayinya, yaitu sambil mengenakan pakaiannya, dengan berkata, angkat tangannya dulu, dengan aba-aba sa….tu, du…..a, ti……ga, dan seterusnya.

  • Lambang Bilangan
    Lambang bilangan dapat diperkenalkan kepada anak dengan terpusat pada angka 1, 2, dan 3. Diawali dengan menunjukkan angka untuk jumlah tertentu. Biasanya anak akan sangat menyukainya. Kemudian dilanjutkan dengan menunjukkan beberapa lambang bilangan yang ada pada misalnya nomor rumah, tombol saluran televisi, jam, telepon, kalender, nomor mobil dan lain sebagainya.

  • Menulis Bilangan
    Menulis bilangan dapat diperkenalkan kepada anak dengan cara menuliskannya dengan jari di tanah, di pasir pantai, di kaca yang berembun atau di kertas kosong yang cukup lebarnya dengan alat bantu pensil yang tebal. Mula-mula anak perlu bimbingan dalam menggerakkan tangannya sampai ia dapat melakukannya sendiri.

  • Konsep Ruang
    Konsep letak dalam ruang sudah lebih mantap, pada anak usia tiga tahun. Oleh karena itu konsep ruang (spatial ability) ini dapat diperkenalkan kepada anak dengan cara memberikan kesempatan kepadanya untuk bergerak dan bereksplorasi di dalam suatu ruangan agar dengan cara-cara yang menyenangkan seperti memanjat pohon, berlari, bermain ayunan, meluncur, berguling.
    Konsep ruang ini penting terutama untuk prinsip-prinsip geometri, letak matematis suatu angka (bahwa angka 5 terletak diantara 4 dan 6) dan dalam membaca (karena membedakan bentuk pola sekelompok huruf dengan cepat untuk menangkapnya sebagai kata).

  • Konsep Satuan Ukuran
    Pengukuran sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sehingga ada banyak kata yang digunakan untuk membandingkan sesuatu. Beberapa kata yang sangat berguna adalah besar, lebih besar, dan terbesar.

  • Konsep Waktu
    Konsep waktu dapat diperkenalkan kepada anak dengan cara menghubungkan kegiatannya sehari-hari dengan jam atau memasang kalender harian dengan gambar yang disukainya di dalam kamarnya sendiri. Dengan demikian ia akan mengenali konsep konvensional yang menemaninya setiap hari dalam kehidupan

  • Perbanyak Latihan
    Semakin sering latihan dilakukan kepada anak maka akan semakin baik. Anak-anak perlu melihat bagaimana orang lain menghitung, lalu mengikutinya dengan sendiri. Menggunakan jari-jari sebagai alat bantu dalam latihan menghitung merupakan salah satu cara untuk membuat lancar dalam matematika.

Sementara itu untuk menunjang aktifitas anak, orang tua dapat mempersiapkan hal-hal sebagai berikut

  • Melengkapi daftar bacaan mengenai matematika
    Orangtua hendaknya melengkapi daftar bacaan tentang matematika yang disusun oleh para ahli yang diterbitkan khusus untuk orangtua.

  • Menyediakan buku-buku mengenai matematika
    Orangtua hendaknya menyediakan buku-buku tentang matematika dengan gambar yang menarik. Tentunya dalam buku-buku yang berisi gambar-gambar tersebut secara eksplisit harus ada konsep-konsep, fakta-fakta, cerita-cerita, dan pengertian dasar matematika.

  • Menyiapkan alat peraga mengenai matematika
    Orangtua hendaknya menyiapkan alat peraga tentang matematika dengan bentuk, warna, dan penyajian yang menarik, seperti benda-benda yang dekat dengan lingkungannya, yaitu kancing, kelereng, bola, potongan balok-balok, lingkaran, empat persegi, serta bentuk-bentuk geometris lainnya. Tentunya pada alat peraga ini melekat konsep-konsep, fakta-fakta, cerita-cerita dan pengertian dasar matematika, karena fungsi alat peraga ini untuk lebih mempermudah penyampaian materi pelajaran pada anak.

  1. Pengembangan minat siswa terhadap matematika oleh Guru

Guru mempunyai peran yang tidak kalah besarnya dalam penembangan minat siswa terhadap matematika. Gaya, metode dan teknik guru dalam mengajar mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menarik minat siswa terhadap matematika.

Metode persepsi merupakan metode yang terbaik dalam memperkenalkan siswa pada konsep-konsep dasar matematika. Metode persepsi yaitu gagasan matematika diberikan dengan cara memberikan permainan yang disukai anak yang dipakai untuk belajar sambil bermain-main. Misal dengan bantuan alat seperti uang logam, kancing pakaian, permen, kue, potongan balok-balokan kayu, dan lain sebagainya. Contohnya mengumpulkan berbagai jenis uang logam yang berukuran besar, kemudian membandingkan mana yang lebih besar dan seterusnya mengurutkan dari yang kecil ke yang besar atau sebaliknya. Kegiatan dalam bentuk melaksanakan rencana, menyortir, memadankan (memasangkan), membandingkan, atau meletakkan sesuatu pada tempatnya adalah sangat penting bagi pengajaran awal.

Mungkin para guru perlu menengok sebentar model permainan matematika yang diperkenal beberapa ahli matematika terkenal, misalnya metode I-Maths. Di Indonesia Metode I-Maths atau Intelijensia Matematika ditawarkan oleh Universal Megabrain Center pimpinan Iwan Sugiarto. Dengan semboyan "young children creative mathematics", lembaga ini menjamin anak-anak berumur 3-6 tahun pintar matematika sekaligus menjadi kreatif.

Metode I-Maths dikenal telah sukses melahirkan anak-anak cerdas dan kreatif sejak dikembangkan di Taiwan, 15 tahun silam oleh seorang ahli matematika, Profesor Lin Kui Yong. Kurikulum ini dijamin tak akan membuat para bocah merengek minta pulang karena memakai alat-alat bantu berupa mainan-mainan berbagai macam bentuk beragam warna. Intinya, I-Maths melatih anak-anak mampu berpikir kreatif melalui matematika dengan cara yang menyenangkan.

Pengembangan Minat Siswa terhadap Matematika oleh Pemerhati Pendidikan

Mengetahui kesenangan siswa akan sedikit membantu dalam menyelesaiakn benang kusut berkaitan dengan rendahnya minat siswa terhadap matematika. Buku cerita seperti komik merupakan salah satu buku yang menarik bagi siswa. Para pemerhati pendidikan mestinya melirik media ini. Penciptaan buku komik dengan membawa konsep konsep yang ada dalam matematika selain menarik minat siswa juga lebih mendekatkan mereka pada matematika sesunggunya.

Inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pemerhati pendidikan. Sebab sampai saat inimasih minim-kalau tidak mau dikatakan tidak ada-buku komik matematika.

Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Untuk mengembangkan minat siswa terhadap matematika maka

  1. Para orang tua perlu membiasakan dan mendekatkan anak mereka pada matematika yang sesungguhnya, yakni lewat pengalaman hidup sehari-hari

  2. Para guru perlu mengembangkan model pembelajaran matematika dalam bentuk permainan-permainan.

  3. Para pemerhati pendidikan perlu menerbitkan buku komik bermutu yang menggunakan konsep matematika

Daftar Pustaka

 

Agung, I Gede & Saptono, 2002, Anglingsari, Matematika Sulit, Tak Mesti Harus Les,

Rizki Takriyanti, Dra.2002 Pengembangan Anak Pada matematika, Kompas 24 Apr 2002

www. Liputan 6.com. 2003. Metode I-Maths Efektif Bagi Anak, Liputan 6 28 Juni 2003

 

Copyright © 2005 All right reserved. Joko Subando
e-mail : zain_alfadany@yahoo.com Hp 081 215 09915