Melawan
Sepi dan Sunyi
Di
kala sinar mentari membayangi kehidupan
Raungan kendaraan menjadi dendang dalam hati insan
Dendang pagi yang lirih
Mencoba menerobos tebalnya gendang kesepian dalam telinga kesunyian.
Semakin lirih apa yang terdengar
Semakin sepi irama kehidupan.
Kesunyian jaman dan lajunya waktu
Menggetarkan hati dan menakuti pikiran
Sementara cakar cakar ketakutan semakin menjadi jadi tatkala masa tak
dapat di kendala
Berjalan tegas melibas libas
Meruntuhkan asa dan semua cita-cita.
Sunyi hati tak dapat di ingkari
Sepi jaman tak dapat di lawan
Kesepian menjadi selimut kesunyian
Sementara kesunyian menjadi lagu dalam kesepian
Ingin beta mempunyai kawan
Namun keinginan tak pernah bersapa dengan kenyataan
Gunung tak subur lagi ditanami
Nyanyian tak enak lagi di dengarkan
Sunyi sepi telah meracuni
Segala hal yang indah dalam kehidupan
Aku
tidak mau berserah diri
Dalam cengkeraman ketakutan
Akan ku tikam dan ku ranjam
Akan ku pedang dan ku cincang
Akan ku hina dan ku ludahi
Binatang laknat kesunyian dan kesepian.
Selamat
datang kawan kebahagiaan
Salam jumpa dalam pergaulan
Kedatanganmu menjadi benih dalam keriangan
Kehadiranmu menjadi sinar dalam kegelapan
Akan ku taburi engkau dengan bunga kasih sayang
Akan ku gauli engkau dalam birahi kebahagiaan
Kini
aku sudah dapatkan
Kebahagiaan hidup dalam naungan Tuhan
Damai dalam sepi
Damai dalam sunyi
Selesai
(Soebando,
di waktu tengah malam, 12 Januari 2005)
|